Popular Post

Posted by : Menwa Unbor Rabu, 05 Juni 2013

Sumber Gambar : pbs.twimg.com
SETIAP kampus biasanya memiliki resimen mahasiswa (menwa): salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang menjadi sarana pengembangan diri, perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam bela negara.
Tujuan pembentukan menwa tentu mulia. Antara lain sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa untuk mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara. Juga menyiapkan mahasiswa agar memiliki disiplin, pengetahuan, fisik dan mental yang prima.
Namun sebagian masyarakat, bahkan kalangan mahasiswa sendiri, kini punya pandangan miring dan negatif mengenai organisasi tersebut. Akibatnya, jumlah peminat tak sebanyak UKM lainnya.
Mereka menganggap menwa hanya berisi kegiatan-kegiatan fisik yang melelahkan, yang malah memengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa. Mereka menganggap menwa adalah ''militer mini'' di kampus.
Padahal anggapan itu tidak benar. Menurut Komandan Menwa Satuan 901 Undip, Arga Kuspriandika, anggota menwa memang dituntut memiliki kesegaran jasmani yang baik, sehingga latihan fisik tetap harus dijalankan.
''Tetapi itu tidak menghilangkan peran mereka sebagai kaum intelektual muda yang punya tugas menuntut ilmu di kampus. Jadi menwa tidak hanya berkutat pada kegiatan fisik, tapi juga kegiatan yang dapat mengasah kemampuan intelektual mahasiswa,'' kata mahasiswa D3 Sastra Bahasa Jepang (angkatan 2003) ini.
Banyak Manfaat
Arga menambahkan, banyak manfaat yang dipetik anggota menwa. Misalnya, mempunyai kesempatan mengikuti pelatihan jiwa kepemimpinan, kedisiplinan, dan keterampilan untuk survive.
Dia sependapat agar menwa tak terjebak dalam euforia kemiliteran, sehingga masyarakat dan mahasiswa sampai memiliki pandangan negatif tentang keberadaan organisasi ini. ''Ke depan kita ingin lebih eksis. Makin diterima masyarakat dan kalangan kampus sendiri. Namun, jati diri menwa jangan dipahami setengah-setengah,'' tegasnya.
Eko Andi Purnomo, wakil komandan Menwa Satuan 902 Unnes, menjelaskan awal mula pembentukan menwa di masa lalu. Yaitu menangkal paham komunis yang masuk melalui dunia kampus.
''Sekarang, sesuai perkembangan jaman, menwa dapat berperan sebagai stabilisator dan dinamisator bagi kehidupan internal kampus. Saat ini kita mendidik anggota agar memiliki kemampuan keprajuritan dan intelektualitas tinggi, yang bisa diaplikasikan ke masyarakat maupun di kampus sendiri,'' kata mahasiswa asal Blora ini.
Mahasiswa Jurusan Matematika angkatan 2003 ini menambahkan, Menwa Unnes memiliki banyak kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Misalnya Tim SAR, pengiriman relawan ke berbagi daerah bencana (Aceh, Klaten, Merapi), dan sebagainya.
Menwa Perempuan
Sebagaimana di Polri dan TNI, rekrutmen anggota menwa tak hanya dikuasai kaum lelaki saja. Tidak sedikit perempuan yang berkiprah, dan menunjukkan prestasinya.
Hal inilah yang mengilhami Dewi Yuliningsih -mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Unnes- bergabung menjadi anggota menwa.
''Banyak pengalaman, wawasan, dan teman,'' kata anggota baru itu. Pengalaman paling berharga adalah saat pendidikan awal penerimaan calon.
Mahasiswi asal Pemalang tersebut mengaku sempat dilarang teman-teman kos saat akan ingin mendaftar jadi anggota menwa. ''Setelah saya masuk, banyak teman kos yang tanya apa saja kegiatan yang dilakukan. Eh, banyak di antara mereka yang kemudian tertarik''.
Menurut Dewi, mengikuti kegiatan menwa tidak akan menghilangkan sisi-sisi kewanitaan seseorang. Justru kepribadiannya akan ditempa, sehingga menjadi perempuan yang lebih kuat, tangguh, dan mandiri. (Dela Sulistiyawan Yunior-32)

- Copyright © Menwa Unbor - eighTsuN - Suport Kampus (Markas Distrik) - Desain Blog Menwa Unbor -